Wednesday, May 2, 2012

Wednesday, April 11, 2012

Tukang Penitipan & Tukang Pendonoran

Iya, bercintalah dengan realita. Itu yang aku tau dan aku dapatkan dari sekian banyak bekas hati yang dibaret dan membaret di lembar harian yg sudah ditutup. Setiap kita pasti merasa "YAK! Dia orangnya! Dia yang gue cari selama ini!" setiap kali kita menitipkan hati sama orang. tapi kenyataannya, gak semua penitipan hati berakhir aman. Ada yang kemalingan dan dibiarin aja sama yang dititipin, ada yg Kemalingan walopun sudah ada usaha untuk mengamankannya, ada yang dijual, ada yang dititipkan lagi oleh si penitip, bahkan ada yg dikembalikan lagi ke si pemiliknya. Dikembalikan lagi ke si pemiliknya juga dalam kenyataannya bermacam-macam. ada yg kondisi nya masih bagus, ada yang sudah bocel-bocel, ada yg betul-betul berantakan. Tapi ya balik lagi, mungkin kita yang salah pilih penitipan hati. Dan kalau saat ini ada hati yang sedang dititipkan ke kita, mungkin saja itu hati recycle atau hati KW yg sebelumnya sudah hancur gara2 dititipkan ke orang lain. Sebagai penitipan hati yg baik, harusnya kita masabodo sama hal itu. yg kita tau, kita harus jaga hati ini baik2.

Ah, tapi kalo gue sih ogah nitipin hati. Kasihin aja sekalian sama orangnya yg tepat. biar ga dibalik-balikin lagi. Setahun yg lalu, gue nitipin hati sama seorang. dia juga nitipin hati di gue. kita saling titip-titipan yg hanya bermula dari tatap-tatapan.. sampe kita tahu satu sama lain ga ada lagi tutup-tutupan. berjalan dengan baik, sampe kita sadar ada beberapa hal yg bikin proses titip-titipan tadi harus udahan, dan kita udah daridulu sepakat harus balikin hati masing-masing dengan 'Baik-baik'. Bener ga sih kalo udahan dengan baik-baik itu lebih ribet drpd udahan karna diselingkuhin? kalo diselingkuhin ya jelas tujuannya. Kalo baik-baik itu apa coba?? kalo baik-baik kenapa harus udahan?? ya karna ada beberapa perbedaan kecil yg akan berimbas besar pada diri gue dan dia. Gue bilang sama dia kalo semua bakal baik-baik aja. Gue berdoa tiap malam buat dia dan keluarga. Mencoba pura-pura acuh di awal supaya dia pun begitu, dan, caraku ini cukup ampuh.

Dia berada di puncak hidupnya. Karier nya mengalami titik tertinggi, Sekolahnya sesaat lagi tamat, Keluarga nya mendukung, dan yg melengkapi itu semua adalah, dia punya pacar baru. Iya, dia menitipkan lagi hati nya ke penitipan lain. dan. saya. turut. bahagia. Akhirnya dia menemukan yg lebih baik dari gue. Bukan karna gue ini baik, tapi gak semua orang bisa begitu. ibaratnya dia melakukan progres yg baik. dan saya yg masih jomblo pun ikut senang. ga ada rasa jealous sama sekali. hanya ada sedikit rasa "Syitmen! gue kalah cepet.. haha gue kapan ini punya pacar? kampret emang haha" ada kalimat seperti itu di kepala ku. aku mencoba mengajak diriku sendiri bercanda. aneh ya? hehe.. aku menggelitik perutku sendiri..

Tapi postingan ini bukan tentang hati yang pernah dititipkan di aku, bukan! ini Tentang hati yang baru saja di donasi kan ke aku. aku sudah pensiun membuka usaha penitipan. sekarang aku bekerja jadi petugas donor di sebuah puskesmas kecil. disini ga bakal ada orang datang untuk menitip lagi! hanya ada orang yg minta kesembuhan! ada orang dateng ingin mendonor darahnya. ya aku bantu. Donor darah itu hasil darahnya akan diberikan pada orang yg membutuhkan. biasanya yg darahnya perlu diganti krn bbrp hal medis yg aku sendiri gak ngerti. iya, aku bukan anak kedokteran. Tapi aku tahu caranya mengambil darah meskipun aku bukan edward cullen. bosan menunggu pendonor lain, tiba-tiba datang seorang 'Young Lady' dengan rambut panjang yg tampak lebih mudah terurai ketimbang styrofoam yg tidak di daur ulang itu.. berjalan dengan cardigan dan flatshoes nya itu. Gadis itu duduk di depan meja donorku.

"Mas, saya mau donor.." kata nya sambil menatap mataku.

aku yg tampak bengong menatap kosong ke mata nya, tak menjawab pernyataan dia tadi.

"Mas, saya mau donor..! haha.. mas kenapa sih? haha.." katanya lagi dengan intonasi lbh tinggi tapi bercanda..

"ohh, haha iya mbak.." aku yg masih agak terpaku tadi langsung mengambil alat pengukur Tensi darah, jarum, selang, kantung darah, alkohol, kapas, dll.

proses pendonoran darah itu akhirnya selesai. Gadis mungil berflatshoes tadi pun pulang sebelum kami bertukar pengetahuan tentang nama dan pin BB.

Esaoknya ia datang lagi untuk mendonor darah, beitu terus selama beberapa bulan. Samapai suatu saat aku yanya "Kamu kenapa donor darah terus sih?"

"hehe gaktau.. emangnya darah yg aku donorin ini buat siapa sih?" tanya nya.

"hmm, ini mungkin buat pasien yg abis cuci darah kali.. hahaha gatau juga sih aku.." jawabku ragu.

"Oh, berarti itu sakit apa ya? kan system tubuh kita katanya ada pencuci darah alami nya.." Jawabnya lagi dengan nada agak ragu tapi sotoy haha..

"ohya? apa emang?" aku yg bener2 gatau.

"hmm, kalo gasalah sih hati.." jawabnya dengan ragu karna ia bukan anak IPA katanya pas SMA dulu.

"oh gitu.. yaudah daripada ribet bolak balik donorin darah buat dicuci, kasih aja pencuci nya langsung.." kataku yg juga bukan anak IPA dulu.

Dan kemudian dia mendonasikan hatinya ke aku, aku pun memberikannya ke dia. kami bertukar, bukan saling titip-menitip. karna kami tau hati ini ga bakal dibalikin. Tapi namanya juga masa depan, selalu penuh misteri. gaktau sampe kapan bisa baik-baik aja.. tapi aku selalu coba.. doain aja.. :)

Terimakasih,kamu sudah percaya untuk memberikannya ke aku. Terima kasih buat kesempatannya. Terimakasih film "Act Of Valour" yg sudah menjadi penghibur aku dan dia malam itu. Terimakasih Kain selendang pink-keungu-unguan miliknya yg sudah membungkus tubuh mungilnya dan memperindah dia malam itu. Terimakasih wedges berwarna coklatnya yg membuat aku mudah merangkul pundaknya malam itu. Terimakasih mbak penjaga toko bunga yg sudah memilihkan dan membungkus bunga yg akan aku berikan ke dia malam itu, dan mbak penjaga toko bunga itu juga berkata padaku selepas aku keluar tokonya, ia berteriak "Mas, semangat ya! semoga berhasil! aku doain diterima !" Aku senyum karna baru kali itu aku memberikan bunga ke cewek. Sekali lagi terimakasih kamu. :)